Sabtu, 02 Oktober 2010

Warga RBU Padati Layanan KTP Mobile di Kantor RW

Rawabadak Utara- Layanan KTP mobile yang digelar Sudin kependudukan Jakarta Utara masih tetap di minati bahkan diserbu warga Rawabadak Utara, koja Jakarta Utara. Kegiatan dilakukan dihalaman Kantor RW 3 Rawabadak Utara, Koja. Sebagian besar yang datang kaum ibu-ibu dan pekerja bangunan yang KTPnya sudah habis masa berlakunya bahkan harus membayar denda.

"KTP saya sudah mati setahun yang lalu mas! mau mengurus ke kelurahan malas, untunglah ada layanan KTP keliling" kata Jasman 30, warga RW 3 Rawabadak Utara. Dirinya sempat cemas lantaran sekarang ini sedang musim operasi razia KTP, makanya ia langsung mengurus perpanjangan KTPnya.Begitu juga Suryani 28, warga RW 3 lainnya yang berprofesi sebagai pedagang keliling. Takut kena Razia OYK dan KTP miliknya sudah habis masa berlakunya sebulan lalu, iapun buru-buru untuk mengurus perpanjangannya. " Alhamdullilah pak! cuma 15 menit KTP langsung jadi, engga perlu tunggu waktu lama" ujarnya.

Kasudin Dukcapil Jakut Edison Sianturi didampingi lurah Rawabadak Utara Yani Wahyu menuturkan, layanan yang memasuki putaran ke 36 ini sudah 2 kali dilaksanakan di RBU. Karena daerah tersebut merupakan kawasan padat penduduk. Tak heran jika animo warga begitu antusias saat layanan tersebut hadir ditengah-tengah masyarakat. "Layanan ini akan terus berkelanjutan, menghampiri titik-titik pemukiman warga yang padat penduduknya dan tak punya waktu untuk datang langsung ke kelurahan" ujar Edison Sianturi didampingi Yani Wahyu Lurah RBU, Koja Jakarta Utara.Dalam layanan  KTP Mobile yang dibuka sejak pukul 08.00-12.00 siang tercatat ada 48 permohonan perpanjangan KTP dan 8 permohonan pembuatan akte kelahiran. "Warga kami mengucapkan  terima kasih kepada Pemda DKI Jakarta, yang telah membantu warganya lewat pelayanan ini" kata Yani Wahyu. (Bian)

Pagar Taman Karapan Sapi Habis Di Jarah



Tanjung Priok-,Ratusan batang pagar taman Karapan Sapi di Jalan RE Martadinata nyaris habis di jarah oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Padahal, pagar taman sepanjang lebih dari 500 meter  tersebut masih dalam perawatan Sudin Pertamanan Jakarta Utara.



"Semenjak Jalan Martadinata ditinggikan sepertinya taman ini sudah tidak diperhatikan lagi. Akibatnya banyak warga yang secara terang-terangan memotong pagar taman dengan gergaji diambil besinya," kata Mamad, 40, salah seorang warga sekita kepadajakartautara.com, Sabtu (2/10/2010) siang. Ironisnya, kata dia, tidak ada pihak dari pengurus warga atau Sudin terkait yang mencegahnya hingga pagar tersebut hampir habis. "Setidaknya kalau dicegah tidak akan separah ini," katanya.


Hal senada juga dikatakan, Supandi, 45, warga lainnya. "Sayang sekali taman yang tadinya bagus sekaran harus rusak. Selain pagarnya pada hilang taman pun sudah banyak dimanfaatkan untuk tempat besi tua dan lainnya. Padahal, keberadaan ruang taman seperti ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar dan berfunsi sebagai resapan air," imbuhnya. Sementara itu,  Sudin Pertamanan Jakarta Utara hingga kini belum dapat dimintai keterangannya. (min)

Jumat, 01 Oktober 2010

Warga Resahkan Cafe Liar di Pantai Publik Marunda


Cilincing- Warga RW 7 pesisir Marunda, Cilincing mengeluhkan berdirinya cafe-cafe liar di pesisir pantai Marunda. Disinyalir cafe-cafe tersebut menyimpan banyak PSK. Apalagi pada malam minggu, suara bising musik dari dalam cafe tersebut mengganggu ketenangan warga sekitar. "Kami warga sudah sering menegur si pemilik, namun diindahkan, kalau bisa petugas trantib untuk membongkarnya mas!" kata Daryo 29, petugas parkir motor di pintu Timur pantai Marunda.



Warga meminta kepada Pemerintah Kotamadya Jakarta Utara  segera menertibkan karena sangat mengganggu warga. “Wilayah inikan merupakan satulah satu titik dari 12 destinasi pesisir. Tapi kenapa tidak pernah mendapat perhatian dari dari pemerintah, padahal lokasi ini juga dekat dengan tempat peribadahan,”ujar Daryo,43 warga Marunda.


Jika hal keberadaannya tidak segera ditertibkan dikhawatirkan jumlah kafe akan terus bertambah. Untuk itu dia berharap Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono jangan tutup mata dengan keberadaan mereka. “Kami warga di sini sudah lama  mengeluhkan keberadaan mereka. Tapi entah kenapa sampai saat ini belum ada tindakan yang berarti,”tambah Eman warga RW 7 Marunda lainnya.


Keluhan warga itu jelas keduanya karena hampir setiap malam  tidak bisa tidur nyenyak karena kebisingan suara musik dari kafe-kafe tersebut. Padahal tempat ini merupakan merupakan lokasi bersejarah dan dekat dengan tempat beribadah. Selain itu di lokasi juga merupakan salah satu dari 12 destinasi pesisir yang merupakan lokasi wisata relegius. “Masak lokasi wisata relegius ada tempat hiburan malamnya,”ungkap keduanya.


Wakil Camat Cilincing, Dedy Tarmisi, mengaku belum mengatahui kalau di sekitar lokasi masjid Al-Alam dan Rumah Si Pitung ada beberapa tempat hiburan. “Kami akan mengecek kebenaran informasi tersebut, sampai saat ini memang belum mengetahui secara pasti. Jika di lokasi benar ada bermunculan kafe, kami akan melakukan penertibkan,”jelasnya. Cafe-cafe liar di bibir pantai sebelah timur ini ramai dikunjungi orang apalagi malam minggu. Kalau dibiarkan bukan hanya mengganggu ketenangan warga, melainkan menambah citra buruk bagi kawasan tersebut. (Bian)