Ketua Kelompok Nelayan Pesisir Pantai Marunda Al-Alam Aslik (62), menduga kematian ikan tersebut disebabkan pencemaran limbah industri perusahaan-perusahaan besar di sekitar lokasi serta limbah rumah tangga yang terbawa melalui sejumlah kali dan kanal yang bermuara ke laut Marunda.
“Kita juga tidak tahu ini limbah dari mana? Tapi di sekitar sini ada kawasan industri seperti KBN, Marunda Centre dan lainnya,” katanya, Kamis (27/3).
Pihaknya, kata Aslik, sudah sejak lama menyampaikan keluhan nelayan terkait kematian ikan secara mendadak di perairan di utara Jakarta. Bahkan dia juga sudah mengirimkan sampel air laut sesuai permintaan Perikanan Peternakan dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara. Namun sampai saat ini belum ada respon.
Kepala Sudin (sudin) Perikanan Peternakan dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara Liliek Litasari mengaku belum mendapat informasi mengenai temuan nelayan di Pantai Marunda. Namun, dia mengaku, tidak aneh dengan dugaan pencemaran di Pantai Marunda.
"Posisinya itu (Pantai Marunda) kan muara kali. Air sejumlah kali pun masuk ke sana, selain itu perusahaan besar juga banyak di sekitar sana. Jadi kalau ada limbah memang mungkin saja, kita akan cek ke lapangan," tegasnya.
Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono mengatakan pencemaran yang terjadi di daerah pesisir seperti di Marunda kemungkinan karena faktor kompherensif limbah yang berasal dari Kali ataupun arus balik dari laut. Selain itu, kata Heru, ia juga akan menindaklanjuti adanya indikasi dan dugaan pabrik di kawasan sekitar yang membuang limbah di perairan tersebut “Dugaan itu pasti ada, memang kita harus meningkatkan pengawasan. Setelah ini saya akan koordinasikan dengan Sudin Perindustrian dan Sudin Perikanan Peternakan dan Kelautan untuk mengecek langsung,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar